-->
Doa Pagi dan Petang (dibaca 3 kali)
اللهم عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ اللهم عَافِنِيْ فِيْ سِمْعِيْ اللهم عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ لَااِلهَ الِاَّ اَنْتَ
"Ya Allah anugerahkanlah kesehatan pada badanku; Ya Allah anugerahkanlah kesehatan pada pendengaranku; Ya Allah anugerahkanlah kesehatan pada penglihatanku, tiada Ilaah yang layak untuk diibadahi kecuali Engkau".
(Hadits Hasan Riwayat Abu Daud: 4/324 dan Ahmad: 5/42)

Jumat, Oktober 21, 2011

KUALITAS PELAKSANAAN SHALAT FARDHU

Kualitas pelaksanaan ibadah shalat fardhu di antaranya dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

a. Waktu pelaksanaan

Ibadah shalat fardhu adalah termasuk ibadah yang telah ditentukan batas-batas waktu pelaksanaannya, masing-masing jenis shalat fardhu harus dikerjakan pada batas-batas waktu tersebut. Dalam hal ini Allah SWT berfirman:
qs+an-Nisaa+ayat+103
Artinya: "Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman" (QS.an-Nisaa', 4: 103).

Di antara batas-batas waktu pelaksanaan shalat fardhu tersebut, yang paling menentukan kualitas pelaksanaan shalat fardhu adalah shalat fardhu yang didirikan di awal waktu. Shalat yang didirikan di awal waktu akan lebih berkualitas dan merupakan salah satu perbuatan yang paling disukai oleh Allah SWT, Rasulullah Saw bersabda:


حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ هِشَامُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ الْوَلِيدُ بْنُ الْعَيْزَارِ أَخْبَرَنِي قَالَ سَمِعْتُ أَبَا عَمْرٍو الشَّيْبَانِيَّ يَقُولُ حَدَّثَنَا صَاحِبُ هَذِهِ الدَّارِ وَأَشَارَ إِلَى دَارِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

Artinya: Abu al-Walid, Hisyam bin Abd al-Malik, telah menceritakan kepada kami, ia berkata bahwa Syu'bah telah menceritakan kepadanya, ia (Syu'bah) berkata bahwa al-walid ibn al-'Aizar telah menyampaikan kepadanya, ia (al-Walid ibn al-'Aizar) berkata bahwa ia telah mendengarkan Abu 'Amr asy-Syaibani berkata bahwa pemilik rumah ini, sambil menunjuk rumah Abdullah, berkata bahwa ia telah bertanya kepada Nabi Saw : "perbuatan apakah yang paling dicintai Allah?", Nabi Saw bersabda (menjawab): "Shalat pada waktunya", Kemudian ia bertanya lagi: "kemudian apa lagi?", Nabi Saw bersabda (menjawab): "Berbakti kepada kedua orang tua", Kemudian ia bertanya lagi: "Kemudian apa lagi?", Nabi Saw bersabda (menjawab): : "Jihad di jalan Allah". [Shahih al-Bukhori, Kitab: Mawaqit ash-Shalah, Bab: ash-Shalah li Waqtiha, Hadits Nomor: 496 (Global Islamic Software Company, 1991-1997)]

Sehubungan degan hal ini, al-Habib Abdullah bin 'Alawi al-Haddad al-Hadhrami asy-Syafi'i (1992: 88) mengemukakan bahwa mendirikan shalat di awal waktu merupakan bukti kecintaan seseorang kepada Allah SWT.

b. Tempat pelaksanaan

Shalat fardu dapat dikerjakan di mana saja di atas muka bumi ini, baik di masjid, di kebun, di sawah, di kantor, di rumah dan di tempat-tempat lainnya, asal terpenuhi syarat kesuciannya. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Saw: "…dan telah dijadikan bumi ini sebagai masjid…." (HR. Bukhori).

Namun demikian, menjadikan masjid sebagai pilihan utama untuk mendirikan shalat fardhu adalah sebuah pilihan yang bijak dan menguntungkan. Seorang muslim atau muslimah yang hatinya senantiasa terikat dengan masjid, yang selalu mencari masjid ketika waktu shalat tiba, adalah diantara orang-orang yang dijanjikan mendapat pertolongan dari Allah SWT pada hari yang tiada lagi pertolongan kecuali pertolongan Allah SWT [Shahih al-Muslim, Kitab: az-Zakat, Bab: Fadhlu Ikhfa' ash-Shadaqah, Hadits Nomor: 1712 (Global Islamic Software Company, 1991-1997)].

c. Cara pelaksanaan

Shalat fardhu bisa saja dikerjakan dengan berjama'ah atau dikerjakan sendirian, akan tetapi shalat fardhu yang dikerjakan dengan berjama'ah kebaikan atau nilai pahala yang diperoleh jauh lebih banyak, yakni berbanding 27 kali lipat dari pada shalat fardhu yang dikerjakan dengan tidak berjama'ah (munfarid). Rasulullah Saw bersabda:


عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ دَرَجَةً

Artinya: Dari Ibn Umar r.a. ia berkata, Rasulullah Saw bersabda: "Shalat berjamaah itu lebih utama dari pada sholat sendirian dengan selisih 27 derajat". [Shahih al-Muslim, Kitab: al-Masajid wa Mawadhi' ash-Shalat, Bab: Fadhlu Shalat alwa Bayan at-Tasydid fi Takholluf 'Anha, Hadits Nomor: 1038 (Global Islamic Software Company, 1991-1997).

Sehubungan dengan pentingnya pelaksanaan shalat fardhu dengan berjama'ah, al-Habib Abdullah bin 'Alawi al-Haddad al-Hadhrami asy-Syafi'i (1992: 95) mengemukakan sebuah pesan/nasihat sebagai berikut:

Jangan sekali-kali Anda meninggalkan shalat berjama'ah tanpa udzur yang memungkinkan Anda untuk meninggalkannya. Walaupun Anda tengah menghadapi suatu urusan yang sangat penting di rumah Anda, maka hendaknya tinggalkan dahulu urusan tersebut dan pergi ke masjid untuk shalat berjama'ah bila telah tiba waktunya, atau Anda mencari seseorang untuk diajak shalat berjama'ah dengan Anda di rumah, sehingga Anda tidak perlu meninggalkan rumah dan pahala keutamaan shalat fardhu berjamaah tetap dapat Anda peroleh.

Sedemikian tingginya nilai shalat fardhu yang dilaksanakan secara berjama'ah, sehingga Rasulullah Saw senantiasa menawarkan (sedekah) kepada para shahabatnya untuk menemani orang yang yang akan shalat namun shalat jama'ah telah selesai didirikan. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Sa'id al-Khudri, bahwa seseorang datang sesudah Rasulullah Saw bershalat, lalu Beliau Saw bersabda: "Siapakah yang mau bersedekah atas orang ini? Maka Abu Bakar pun berdirilah, bershalat jama'ah dengan orang tersebut. Amal Abu Bakar ini dianggap sebagai suatu sedekah" (HR. Abu Daud, Turmudzi, dan Baihaqi) (Umar Hubeisy, 1993: 125).

d. Kondisi pelaksanaan

Allah SWT menjanjikan bahwa diantara orang-orang beriman yang akan meraih kesuksesan hidup di dunia dan di akhirat adalah orang-orang yang senantiasa melaksanakan shalat fardhu dengan khuyu' (kondisi psikis dan fisik yang terkonsentrasi kepada Sang Khaliq).

Firman Allah SWT:
qs. al-mu'minun+ayat+2
Artinya: "(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya". (QS. Al-Mu'minun, 23 : 2)

Adapun yang dimaksud dengan khusyu' dalam shalat adalah menyatunya hati dengan mentadabburi segala yang diucapkan oleh lisan, memahami maknanya, menghadirkan ketundukan dan kepatuhan hanya kepada Allah SWT ketika ruku' dan sujud, mengisi dan menghiasi hati dengan keagungan dan kesucian Allah SWT ketika bertakbir, bertasbih, dan di segala aktivitas shalat, disertai dengan menjauhkan segala yang berkaitan dengan urusan-ururan keduniaan (al-Habib Abdullah bin 'Alawi al-Haddad al-Hadhrami asy-Syafi'i, 1992: 89).

e. Intensitas pelaksanaan

Yakni rutinitas pelaksanaan shalat fardhu dalam keseharian. Dalam surat al-Mu'minuun dijelaskan bahwa kesuksesan hidup seseorang di dunia dan akhirat tergantung pada konsistensinya dalam menjaga shalat fardhu dalam kesehariannya, Allah berfirman:
al-mu'minun+ayat+9
Artinya: "dan orang-orang yang memelihara shalatnya". (QS. Al-Mu'minun, 23: 9)

Sehubungan dengan ayat tersebut di atas, Muhammad Sulaiman Abdullah al-Asyqar (1988: 446) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan ayat tersebut adalah mendirikan shalat secara rutin dalam keseharian dengan menepati waktu-waktunya, menyempurnakan ruku'; sujud; dan bacaan-bacaannya, dan hany membaca lafazh-lafazh yang disyari'atkan dalam mengerjakannya.

REFERENSI:
Global Islamic Software Company. 1991-1997. Mausu'ah al-Hadits asy-Syarief, (Software). Edisi ke -2.

Muhammad Sulaiman Abdullah al-Asyqar. 1998. al-Qur'an al-Karim wa bi al-Haamisy Zubdah at-Tafsiir min Fath al-Qadiir. Kuweit: Wizaarah al-Auqaaf wa asy-Syu'uun al-Islamiyah. Cet. ke -2.

Al-Habib Abdullah bin 'Alawi al-Haddad al-Hadhrami asy-Syafi'i. 1992. an-Nashaa'ih ad-Diiniyah wa al-Washaayaa al-Imaaniyah. Beirut: an-Naasyir. Cet. ke -1.

Umar Hubeisy. 1993. Fatawa Menjawab Masalah-Masalah Keagamaan dan Masa Kini. Jakarta: PP. Al-Irsyad Al-Islamiyyah. Cet. ke -7.##

DOWNLOAD Artikel Kualitas Pelaksanaan Shalat Fardhu

Areefah
Areefah Haurgeulis Updated at:

 
back to top