Bismillah
Surat al 'Adiyat (100) terdiri atas 11 ayat dan tergolong surat Makkiyah, surat ini diturunkan setelah surat Al 'Ashr.
Nama Al 'Aadiyaat diambil dari kata Al 'Aadiyaat yang artinya berlari kencang yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
-->
Artikel dan Informasi: Pendidikan Agama Islam, Al-Quran Hadits, Nasyied, Data Statistik, Trik Blogger, Teknik SEO, Seputar Indramayu
Bismillah
Surat al 'Adiyat (100) terdiri atas 11 ayat dan tergolong surat Makkiyah, surat ini diturunkan setelah surat Al 'Ashr.
Nama Al 'Aadiyaat diambil dari kata Al 'Aadiyaat yang artinya berlari kencang yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Bismillah
Tilawah surat al-Jin (072) ayat ke-15 s.d. ayat ke-24 nada Jiharkah
Berikut adalah Adab Puasa Ramadhan terkait dengan SAHUR dan BERBUKA, dirangkum dari kitab min aadaabish shiyaam (Syeikh Wahid Abdussalaam Bali), yaitu:
01. Ikhlas Berpuasa Ramadhan
Rasulullah ﷺ bersabda:
من صام رمضان ایمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
"siapa yang berpuasa karena iman dan mengharap pahala (dari Allah), niscaya diampuni dosa masa lalunya."
(H.R. al-Bukhori [Hadits No.28] & Muslim [Hadits No. 760] dari Abu Hurairah رضي الله عنه)
02. Niat setiap malam Ramadhan sebelum Terbit Fajar
Rasulullah ﷺ bersabda:
لا صیام من لم یجمع قبل الفجر
"Tidak ada puasa (tidak sah puasanya) bagi yang tidak niat sebelum terbit fajar."
(H.R. an-Nasa'i [Hadits No. 2336, 2337, 2338, 2340] dari Hafsah رضي الله عنها)
03. Sahur setiap hari
Rasulullah ﷺ bersabda:
تسحروا فإن فی السحور برکة
"Sahurlah kalian, karena sesungguhnya di dalam sahur itu ada barokah."
(H.R. al-Bukhori [Hadits No. 1923] & Muslim [Hadits No. 1095] dari Anas رضي الله عنه)
Rasulullah ﷺ bersabda:
إن الله وملاٸکته یصلون علی المتسحرین
"Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya mendoakan rahmat bagi orang-orang yang sahur."
(H.R. Ibnu Hibban [8/246] dari Ibnu Umar رضي الله عنه
04. Makan Kurma ketika Sahur
Rasulullah ﷺ bersabda:
نعم سحور المٶمن التمر
"Menu sahur yang terbaik seorang mukmin adalah kurma."
(H.R. Abu Dawud [Hadits No. 2345] dari Abu Hurairah رضي الله عنه)
05. Mengakhirkan Sahur
تسحرنا مع رسول الله ﷺ ثم قام الی الصلاة
قلت کم کان بین الاذان والسحور قال قدر خمسین آیة
"Kami makan sahur bersama Rasulullah ﷺ kemudian Beliau ﷺ shalat (shalat shubuh), saya (Qatadah, perawi hadits ini dari Zaid bin Tsabit رضي الله عنه) bertanya: "Berapa kira-kira lama waktu antara adzan dan sahur"? Zaid bin Tsabit رضي الله عنه menjawab: "seukuran membaca 50 ayat (al-Quran)."
(H.R. al-Bukhori [Hadits ke 1921] & Muslim [Hadits No. 1907] dari Zaid bin Tsabit رضي الله عنه)
06. Menyegerakan berbuka
Rasulullah ﷺ bersabda:
لا یزال الناس بخیر ما عجلوا الفطر
"Orang-orang akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka."
(H.R. al-Bukhori [Hadits No. 1975] & Muslim [Hadits No. 1098] dari Sahal bin Sa'ad رضي الله عنه)
07. Berbuka dengan kurma
کان رسول الله ﷺ یفطر علی رطبات قبل ان یصلی فان لم یکن رطبات فتمرات فان لم یکن تمرات حسا حسوات من ماء
"Rasulullah ﷺ senantiasa berbuka puasa dengan beberapa butir kurma muda sebelum shalat (shalat maghrib), jika tidak ada kurma muda, beliau ﷺ berbuka dengan beberapa butir kurma matang, jika tidak ada kurma matang, beliau ﷺ berbuka dengan beberapa teguk air."
(H.R. Abu Dawud [Hadits No. 2356] & at-Tirmidzi [Hadits No. 696] dari Anas bin Malik رضي الله عنه)
08. Berdoa ketika berbuka
کان رسول الله ﷺ اذا افطر قال
ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الاجر إن شآء الله
"Rasulullah ﷺ jika berbuka puasa senantiasa berdoa: "dahaga telang hilang, urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan, in syaa Allah."
(H.R. Abu Dawud [Hadits. No. 2357] & ad-Daruquthni [2/185] dari Ibnu Umar رضي الله عنه)
Doa ketika berbuka puasa berdasarkan hadits tersebut adalah sebagai berikut:
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللّهُ
Dzahabazh-Zhomaa' wabtallatil-'Uruq wa Tsabatal-Ajru in syaa Allah
"Dahaga telang hilang, urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan, in syaa Allah."
Note:
Artikel ini bisa Anda saksikan versi videonya di Youtube via link berikut:
https://youtu.be/yiVZLPKo6lE
Pada masa Rasulullah ﷺ, para pemudalah yang lebih dominan menerima dakwah beliau ﷺ, sedangkan para tetuanya malah menentang dakwah Nabi Muhammad ﷺ, bahkan para tokoh dan tetua tersebut memprovokatori para pemuda untuk menjauhi dan berbalik memusuhi Nabi ﷺ.
Dengan segala daya upaya mereka berusaha menyingkirkan pengaruh Muhammad ﷺ dari para pemuda, bahkan melabeli Sang Nabi ﷺ dengan gelaran-gelarna negatif.
Dan hal semacam itu terjadi di masa kini, pengulangan Sunnatullah memang sedang terjadi.
Pada masa kini, muda-mudi di penjuru negeri sibuk dengan aktivitas dakwah dalam segala aspeknya. Nampak pada diri mereka perubahan-perubahan ke arah yang lebih Islami dari para orang tua dan kakek buyutnya. Ghirah Islam mereka melampaui para pendahulunya, semagat beribadah dan ukhuwah islamiyyah mereka jauh lebih baik dari para tetuanya. Bahkan terkadang prinsip-prinsip keislaman mereka pun bertolak belakangan dengan tradisi keberislaman orang-orang tua mereka.
Pada akhirnya, tetua generasi muda-mudi masa kini, perlakuan mereka terhadap kawula mudanya nyaris sama persis seperti tetua Quraisy pada masa-masa awal kenabian Muhammad ﷺ.
Mereka dengan gigih memutarbalikkan fakta demi mengembalikan muda-mudi ke pangkuan mereka, agar tradisi keberislaman mereka tetap sebagaimana sebelumnya, padahal nyata dan jelas sekali, tradisi-tradisi keislaman tersebut terkadang jauh dari tradisi Islam sebagaimana Islm pada masa tiga generasi terbaik umat ini.
Yang lebih aneh lagi, secara terang-terangan lagi membabi-buta, mereka menolak tradisi Islam (Sunnah) dan malah membudayakan tradisi yang nyata-nyata bersumber dari luar Islam.
Mereka pun sama seperti tetua Quraisy pada masa-masa silam, melabeli tokoh-tokoh yang memberikan pengaruh positif kepada kawula muda mereka dengan gelaran-gelaran dan panggilan-panggilannegatif.
Imam Ibnu Katsir, ketika menafsirkan ayat ke-13 dari surat al-Kahfi, juga menjelaskan hal demikian.
Berikut penjelasan beliau رحمه الله :
"...untuk itulah kebanyakan yang menyambut (seruan Allah dan Rasul-Nya ﷺ adalah para pemuda. Adapun orang-orang tua Quraisy, kebanyakan mereka tetap bertahan dalam tradisi keberagamaan mereka dan tidak menerima Islam kecuali sedikit saja."
"Sunnatullah senantiasa berulang pada setiap generasi dan masa." (ibn Asnawi)
Haurgeulis, 16 Maret 2022
Bari nunggu waktu (13:00) untuk mulai galang donasi di sesi II.
Bismillah wal-Hamdulillah
Mulai awal tahun 2022 MISAL-Hgl mulai bebenah diri agar lebih dikenal dan diminati oleh masyarakat.
Fokus pembenahan diri MISAL-Hgl adalah pada upaya PEMBERDAYAAN & UPGRADING SUMBER DAYA dengan tujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan pendidikan.
Mari mengenal MISAL-Hgl melalui SERIAL VIDEO PROFIL MISAL-Hgl yuks !
========
MISAL-Hgl
(MIS. Al Irsyad Al Islamiyyah Haurgeulis)
Bismillah.
Saudaraku,
Sholat adalah ibadah yang sangat penting bagi kita, di hari akhir ia adalah amalan/ibadah yang pertama kali akan dihisab, bahkan ia menjadi standar KEBAIKAN dan KEBURUKAN kita di hadapan Allah ﷻ.
Saudaraku,
Kualitas sholat kita bergantung kepada 3 faktor, yaitu : Gerak hati, Gerak Lisan dan Gerak Anggota Badan.
Kita sangat kesulitan untuk mengkondisikan Gerak Hati kita ketika sholat, sehingga bisa jadi ketika fisik kita sedang sholat, hati kita masih berada di jalan, di kantor, di toko, di pasar, dll. Dari ketiga faktor penentu kualitas sholat kita, Gerak hati memang hal yang sangat sulit untuk dikondisikan.
Saudaraku,
Oleh karenanya, mari kita MAKSIMALkan Gerak Lisan dan Gerak Anggota Badan kita dalam sholat-sholat kita. JANGAN ASAL BACA dan ASAL GERAK !
Mari kita maksimalkan GERAK LISAN kita dalam sholat, pastikan apa yang kita baca adalah seperti yang pernah dibaca oleh Rasulullah ﷺ dalam sholat-sholatnya.
Mari kita maksimalkan GERAK ANGGOTA BADAN kita dalam sholat, pastikan Gerakan-Gerakan Anggota Badan Kita adalah seperti Gerakan-Gerakan Rasulullah ﷺ dalam sholat-sholatnya.
Saudaraku,
Jangan Asal Baca ketika Sholat !
Jangan Asal Gerak ketika Sholat !
Jangan Sholat Asal-Asalan !
Pastikan Sholat kita sesuai dengan Sholat Rasulullah ﷺ.
Beliau ﷺ bersabda:
"Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat", (HR. al-Bukhori, Muslim dan Ahmad)
wallahu a'lam.
Akhukun fillah
ibn Asnawi.
Kita bukan pemilik KEBENARAN (al-Haq);
Kita hanya seonggok daging yang sedang mencari dan menuju KEBENARAN (al-Haq);
Kita hanya setetes air hina yang sedang berupaya menjadi benar.
Sebisa mungkin bacalah informasi yang anda temukan di blog ini sampai akhir, sehingga diharapkan dengannya Anda benar-benar memahami permasalahannya, dan jangan lupa sharing saran dan kritik Anda pada kolom komentar, TERIMA KASIH atas KUNJUNGAN |