-->
Doa Pagi dan Petang (dibaca 3 kali)
اللهم عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ اللهم عَافِنِيْ فِيْ سِمْعِيْ اللهم عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ لَااِلهَ الِاَّ اَنْتَ
"Ya Allah anugerahkanlah kesehatan pada badanku; Ya Allah anugerahkanlah kesehatan pada pendengaranku; Ya Allah anugerahkanlah kesehatan pada penglihatanku, tiada Ilaah yang layak untuk diibadahi kecuali Engkau".
(Hadits Hasan Riwayat Abu Daud: 4/324 dan Ahmad: 5/42)

Rabu, Maret 16, 2022

Sunnatullah senantiasa Berulang

Pada masa Rasulullah ﷺ, para pemudalah yang lebih dominan menerima dakwah beliau ﷺ, sedangkan para tetuanya malah menentang dakwah Nabi Muhammad ﷺ, bahkan para tokoh dan tetua tersebut memprovokatori para pemuda untuk menjauhi dan berbalik memusuhi Nabi ﷺ.

Dengan segala daya upaya mereka berusaha menyingkirkan pengaruh Muhammad ﷺ dari para pemuda, bahkan melabeli Sang Nabi ﷺ dengan gelaran-gelarna negatif.

Dan hal semacam itu terjadi di masa kini, pengulangan Sunnatullah memang sedang terjadi.

Pada masa kini, muda-mudi di penjuru negeri sibuk dengan aktivitas dakwah dalam segala aspeknya. Nampak pada diri mereka perubahan-perubahan ke arah yang lebih Islami dari para orang tua dan kakek buyutnya. Ghirah Islam mereka melampaui para pendahulunya, semagat beribadah dan ukhuwah islamiyyah mereka jauh lebih baik dari para tetuanya. Bahkan terkadang prinsip-prinsip keislaman mereka pun bertolak belakangan dengan tradisi keberislaman orang-orang tua mereka.

Pada akhirnya, tetua generasi muda-mudi masa kini, perlakuan mereka terhadap kawula mudanya nyaris sama persis seperti tetua Quraisy pada masa-masa awal kenabian Muhammad ﷺ. 

Mereka dengan gigih memutarbalikkan fakta demi mengembalikan muda-mudi ke pangkuan mereka, agar tradisi keberislaman mereka tetap sebagaimana sebelumnya, padahal nyata dan jelas sekali, tradisi-tradisi keislaman tersebut terkadang jauh dari tradisi Islam sebagaimana Islm pada masa tiga generasi terbaik umat ini. 

Yang lebih aneh lagi, secara terang-terangan lagi membabi-buta, mereka menolak tradisi Islam (Sunnah) dan malah membudayakan tradisi yang nyata-nyata bersumber dari luar Islam.

Mereka pun sama seperti tetua Quraisy pada masa-masa silam, melabeli tokoh-tokoh yang memberikan pengaruh positif kepada kawula muda mereka dengan gelaran-gelaran dan panggilan-panggilannegatif.

Imam Ibnu Katsir, ketika menafsirkan ayat ke-13 dari surat al-Kahfi, juga menjelaskan hal demikian. 

Berikut penjelasan beliau رحمه الله :

​"...untuk itulah kebanyakan yang menyambut (seruan Allah dan Rasul-Nya ﷺ adalah para pemuda. Adapun orang-orang tua Quraisy, kebanyakan mereka tetap bertahan dalam tradisi keberagamaan mereka dan tidak menerima Islam kecuali sedikit saja."

al-kahfi

"Sunnatullah senantiasa berulang pada setiap generasi dan masa." (ibn Asnawi)


Haurgeulis, 16 Maret 2022

Bari nunggu waktu (13:00) untuk mulai galang donasi di sesi II.



Areefah
Areefah Haurgeulis Updated at:

Mari jadi yang pertama untuk berkomentar di posting ini!

 
back to top